Sejarah UKM Jurnalistiq
Mungkin selama ini banyak yang berasumsi bahwa kecerdasan seseorang adalah faktor penting untuk mencapai kesuksesan. Namun tidak sepenuhnya benar, nyatanya kreativitas yang tinggi juga merupakan unsur esensial dalam meraih keberhasilan.
Lalu bagaimana cara kita mengetahui diri seseorang yang kreatif?? Pertama : suka berimajinasi, tapi bijak dalam kenyataan. Kedua : memiliki banyak energi, tapi tetap fokus. Ketiga : memiliki fashion yang kuat, tapi tetap fleksibel. Keempat : lebih dari cerdas. Kelima : suka bermain, tapi disiplin. Keenam : bisa ekstrovert (si gaul) ataupun introvert (si pendiam). Setiap orang mempunyai cara yang berbeda-beda dalam berkreatifitas, mulai dari cerita pendek (cerpen), puisi, pantun, bahkan ada beberapa diantara kita yang mungkin menggunakan media sosial untuk berimajinasi yang nantinya disajikan melalui media sosial, seperti dalam bentuk berita, konten islami, novel, motivasi, kisah inspiratif dan lain sebagainya.
Perlu kita ketahui, banyak sekali manfaat yang
akan didapatkan saat seseorang memunculkan sebuah karya tulisnya dalam
berkreatifitas. Nah, kira-kira
apa saja yaa manfaatnya?? Oke.. Diantaranya
adalah dapat menemukan jati diri dengan keberanian dalam berbicara, memperluas
serta lebih bermutu dalam berkomunikasi baik dalam duniamaya maupun lingkungan
masyarakat, dan masih banyak lagi manfaat yang akan didapatkan saat menulis.
Sekarang kita cari tahu bagaimana ‘sejarah kepenulisan’ dari zaman dahulu sampai saat ini ok. Yuk, kita baca sejarahnya !
Para ulama terdahulu ‘menyukai’ bidang
kepenulisan, hampir semua ulama mempunyai karangan kitab dari berbagai bidang.
Sampai saat ini pun kita masih menikmati karya tulis dari para ulama terdahulu.
Mengapa demikian?? karena menulis adalah bagian dari amal jariyah yang tak akan
pernah putus amalannya walau pun sang penulis telah meninggal dunia. Bisa
dibayangkan saja jika para ulama terdahulu tidak memunculkan kitab2 karangannya
seperti hadits, aqidah, fiqh dan ilmu2 yang lainnya. Itulah mengapa menulis
adalah kegiatan yang sangat penting saat ini. Saat ini, hampir di berbagai
lembaga dari mulai jenjang SD (Sekolah Dasar) hingga ke jenjang universitas itu
memiliki kelompok orang-orang yang ingin mempelajari lebih dalam dan menekuni bidang
kepenulisan atau biasanya dikatakan Jurnalistik. Lalu bagaimana dengan Jurnalistik di STIQ
ar-Rahman?? Sebelum kita mengetahui seputar Jurnalistik di kampus, mari kita
mengenal terlebih dahulu sejarah STIQ ar-Rahman.
STIQ ar- Rahman adalah kampus peradaban yang
didirikan pada tahun 2017, yang pada awalnya baru memiliki satu organisasi
yaitu BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa).BEM adalah Organisasi Mahasiswa Intra Kampus
yang merupakan lembaga eksekutif di tingkat pendidikan tinggi. Dalam
melaksanakan program-program pada umumnya, BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) memiliki
beberapa organisasi yaitu kementrian dan departemen, dan perbedaan diantaranya
memiliki unit kegiatan mahasiswa atau himpunan mahasiwa di setiap jurusan. Organisasi ini lebih luas dari kedua organisasi tersebut, yg mana
keduanya adalah bagian dari BEM tetapi lebih spesifik. Namun, belum diketahui adanya organisasi yang fokus
pada bidang Jurnalistik atau kepenulisan. Padahal, organisasi ini bertugas menyediakan atau
menyaring informasi yang akurat dari berbagai sumber. Perlu kita fahami bahwa
sebagai mahasiswa kita harus aktif dan teliti dalam mencari berita yang aktual,
karena sebagai mahasiwa tidak layak menerima berita secara spontan dari luar,
dan juga bisa mengakibatkan dampak yang sangat besar jika menerima berita
dengan cara seperti itu (dikhawatirkan HOAX jika tidak ditelusuri). Peluang
bagi para mahasiswa pun sangat besar untuk berdakwah melalui sebuah tulisan. Yang
nantinya bisa disebar luaskan melalui buku, pamphlet ataupun majalah dan juga
media sosial yang saat ini hampir setiap orang memiliki media sosial baik media
Instagram, facebook, ataupun whatsapp.
Berawal dari
sinilah salah seorang mahasiswa STIQ ar-Rahman yang berkeinginan kuat untuk
menciptakan lingkungan yang penuh kreatifitas dan imajinatif, serta mengasah kembali
kemampuannya dalam berkarya dengan niat yang kokoh dan harapan penuh untuk bisa
memulainya. Namun,
tidak ada wadah yang dapat mendukung untuk mengasah kemampuanya dalam mengembangkan
karya tulis tersebut. Tak lama dari itu, Ia sadar akan pentingnya berdakwah menurut ajaran agama Islam. Ia melihat
sudah banyak sekali penurunan nilai-nilai islami dan juga banyak berita yang
tersebar luas dan tidak bisa dipertanggung jawabkan
kebenarannya, utamanya di sosial media yang sangat
digemari oleh berbagai kalangan, mulai dari anak-anak sampai dewasa. Dengan hal ini, Ia mengambil langkah untuk
menggagas sebuah wadah dimana dapat mengasah kemampuan, minat dan bakat serta
bisa menjadi wadah berdakwah bagi para mahasiswa dibidang kepenulisan. Dengan
mengajukan, meminta ijin serta meminta pendapat-pendapat kepada jajaran kampus untuk
mendirikan sebuah organisasi kecil, yang mana akan menjadi wadah untuk mengasah
kemampuan minat dan bakat mahasiswa STIQ Ar Rahman dibidang kepenulisan.
Perlahan, Ia mulai mengajak mahasiswa satu persatu untuk bersama-sama bergabung
dalam satu wadah yang bernama UKM
Jurnalistiq.
Apa singkatan
dari UKM?? Lalu mengapa dinamakan Jurnalistiq, padahal istilah pada umumnya adalah
Jurnalistik??
UKM singkatan
dari Unit Kegiatan Mahasiswa. Dinamakan Jurnalistiq sendiri, karena memiliki
kesamaan yang sama pada nama kampus kita dan supaya menjadi ciri khas bagi
Organisasi Mahasiswa Intra dikampus STIQ ar-Rahman.
Mulailah pada proses pembentukan divisi dan
perancangan sistematis untuk meningkatkan kemajuan Organisasi Intra ini. Langkah demi langkah Ia lakukan bersama
mahasiwa yang ikut serta dalam organisasi tersebut. Banyak sekali hambatan yang
dihadapi, mulai dari kampus maupun dari mahasiswa yang lainnya. Tetapi dengan
tekad serta kegigihan yang kuat, semua itu sama sekali tidak mengurangi
semangatnya dalam mendirikan organisasi tersebut.
Semoga
Organisasi Intra dibidang kepenulisan ini bisa menjadi aset dalam mengembangkan
karya tulis dan untuk memperluas mahasiswa dalam mengembangkan dakwah menuju
peradaban islam yang mumpuni.