Pages

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Friday, 30 April 2021

KEUTAMAAN BULAN RAMADHAN

 

KEUTAMAAN BULAN RAMADHAN


            Bulan Ramadhan merupakan bulan suci yang sangat diidam-idamkan dan dinantikan oleh segenap makhluk, terutama umat Islam. Ramadhan ini ibarat ladang yang subur untuk menyemai pahala dan membakar dosa, dengan cara lebih meningkatkan ketaqwaan dan amal ibadah. Kalau kita kilas balik sejarah dari bulan Ramadhan, maka kita akan menemukan berbagai keutamaan dan keistimewaan yang terkandung di dalamnya. Adapun keutamaan bulan Ramadhan akan dipaparkan sebagaimana berikut :

1.      Bulan dimana diturunkannya Al-Qur’an

Allah SWT berfirman dalam qur’an :

شَهۡرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِيٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلۡقُرۡءَانُ هُدٗى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَٰتٖ مِّنَ ٱلۡهُدَىٰ وَٱلۡفُرۡقَانِۚ فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ ٱلشَّهۡرَ فَلۡيَصُمۡهُۖ وَمَن كَانَ مَرِيضًا أَوۡ عَلَىٰ سَفَرٖ فَعِدَّةٞ مِّنۡ أَيَّامٍ أُخَرَۗ يُرِيدُ ٱللَّهُ بِكُمُ ٱلۡيُسۡرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ ٱلۡعُسۡرَ وَلِتُكۡمِلُواْ ٱلۡعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُواْ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمۡ وَلَعَلَّكُمۡ تَشۡكُرُونَ 

(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (Q.S Al-Baqarah : 185)

 

Dalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa pada ayat ini Allah SWT sangat memuliakan bulan Ramadhan, karena di dalamnya diturunkan langsung kitab suci Al-Qur’an. Segala hal yang berkaitan langsung dengan Al-Qur’an maka akan dimuliakan oleh Allah SWT. Seorang hafidz atau hafidzah yang  mencintai dan menghafal  Al-Qur’an, maka Allah akan muliakan dan mengangkat derajat mereka. Begitu juga dengan bulan Ramadhan, Allah muliakan dan berikan keistimewaan dari bulan-bulan lainnya. Dalam  hadis Riwayat Ahmad juga disebutkan bahwa "Shuhuf (lembaran-lembaran) Ibrahim diturunkan pada malam pertama bulan Ramadhan, Taurat diturunkan pada tanggal 6 Ramadhan, Injil diturunkan pada tanggal 13 Ramadhan, dan Al-Qur'an diturunkan pada tanggal 24 Ramadhan." (HR. Ahmad).

Shuhuf Ibrahim, kitab Taurat, Zabur, dan Injil diturunkan kepada nabi penerimanya dalam satu kitab sekaligus. Sedangkan Al-Qur'an diturunkan sekaligus dari (Lauh Mahfuzh) ke Baitul Izzah di langit dunia. Hal itu terjadi pada bulan Ramadhan pada malam lailatul qadar, sebagaimana firman Allah SWT:

إِنَّآ أَنزَلۡنَٰهُ فِي لَيۡلَةِ ٱلۡقَدۡرِ 

Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan.(Q.S Al-Qadr: 1)

Maka dari itu, kita sebagai hamba Allah, mari di bulan yang sangat istimewa ini kita memperbanyak membaca Al-Qur’an, mentadabburinya, dan segera mengamalkan isi Al-Qur’an sebagai wujud kecintaan kita kepada Allah dan Rasul-Nya.

2.      Terdapat lailatul qadr, yaitu malam yang penuh kemuliaan

Allah SWT Berfirman :

إِنَّآ أَنزَلۡنَٰهُ فِي لَيۡلَةِ ٱلۡقَدۡرِ وَمَآ أَدۡرَىٰكَ مَا لَيۡلَةُ ٱلۡقَدۡرِ لَيۡلَةُ ٱلۡقَدۡرِ لَيۡلَةُ ٱلۡقَدۡرِ خَيۡرٞ مِّنۡ أَلۡفِ شَهۡرٖ       

"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?. Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan." (Q.S. Al-Qadr:1-3)

Dalam ayat tersebut Allah menjelaskan bahwasannya Al-Qur’an diturunkan pada lailatul qadr, yaitu malam yang penuh kemuliaan. Bahkan Allah menegaskan bahwa malam itu adalah malam yang lebih baik dari seribu bulan yang lain. Artinya, jika kita beribadah pada  malam itu maka nilai ganjaran yang kita dapatkan akan berlipat ganda. Allah juga menurunkan para malaikat ke bumi untuk mencatat dan mendoakan para hamba Allah yang sedang bersungguh-sungguh dalam beribadah kepada-Nya. Bahkan karena sangat istimewanya malam ini, Allah memberikan waktu keberkahan lailatul qadr itu hingga terbit fajr bagi hamba-hamba-Nya yang terpilih, dan sungguh sungguh dalam mendapatkan lailatul qadr.

 

3.      Pada bulan ini setan-setan dibelenggu, pintu neraka ditutup rapat-rapat, dan pintu surga dibuka selebar-lebarnya

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا دَخَلَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ جَهَنَّمَ وَسُلْسِلَتْ الشَّيَاطِينُ

Jika datang bulan Ramadhan, maka dibukalah pintu-pintu surga (dalam riwayat Muslim : ‘Dibukalah pintu-pintu rahmat”) dan ditutup pintu-pintu neraka dan dibelenggu syetan” [HR. Bukhari dan Muslim]

Pada bulan ini Allah SWT menutup pintu neraka, karena Allah jadikan keburukan, kejelekan dan kemaksiatan hamba-hamba-Nya menjadi sedikit. Selain itu Allah juga telah membelenggu dan mengikat setan ( jin-jin jahat) dengan salasil yaitu rantai. Sehingga mereka tidak dapat lagi bebas menggoda dan merusak manusia sebagaimana di bulan yang lain. Bahkan pada bulan ini Allah bukakan pintu surga untuk hamba -Nya, dengan menyibukkan kaum muslimin dalam hal ibadah, seperti: sholat, puasa, menuntut ilmu, membaca dan mentadabburi Al-Qur’an, serta amal-amal sholeh lainnya.

Pada intinya, di bulan Ramadhan ini kaum muslimin akan lebih sibuk melakukan kebaikan-kebaikan sehingga mereka dapat memasuki surga yang pintunya terbuka lebar. Sebaliknya, mereka juga akan mudah menjauhi maksiat karena tertutupnya pintu neraka dan terbelenggunya setan-setan.

4.      Salah satu bulan yang mustajab, dimana do’a kaum muslimin dikabulkan Allah SWT

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, :

انَّ لِلّهِ فِى كُلِّ يَوْمٍ عِتْقَاءَ مِنَ النَّارِ فِى شَهْرِ رَمَضَانَ ,وَإِنَّ لِكُلِّ مُسْلِمٍ دَعْوَةً يَدْعُوْ بِهَا فَيَسْتَجِيْبُ لَهُ

Sesungguhnya Allah membebaskan beberapa orang dari api neraka pada setiap hari di bulan Ramadhan, dan setiap muslim apabila dia memanjatkan do’a maka pasti dikabulkan.”[HR. Al-bazaar]

Dalam hadis lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam  juga bersabda, :

ثَلاَثَةٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَتُهُمُ الصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ وَالإِمَامُ الْعَادِلُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ

Tiga orang yang do’anya tidak tertolak: orang yang berpuasa sampai ia berbuka, pemimpin yang adil, dan do’a orang yang dizholimi

Berdasarkan hadis-hadis di atas, jelaslah bahwa do’a kaum muslimin pada bulan Ramadhan akan dikabulkan oleh Allah SWT. Oleh karena itu, marilah ini kita manfaatkan bulan ini untuk banyak meminta kepada Allah, serta berdoa kepada Allah agar diberikan keistiqomahan dalam Islam dan dalam beribadah kepada-Nya. Karena seseorang itu tergantung pada amal akhirnya. Jika di masa akhir hidupnya baik maka akan baik pula kematiannya dan dimasukkan kedalam surga-Nya. Namun jika diakhir hidupnya buruk, maka akan buruk pula kematiannya, dan akan masuk ke dalam neraka. wallahu a'lam bishawab.

 

Karena banyaknya keutamaan dan keistimewaan di bulan suci Ramadhan ini, maka ada hal-hal yang seharusnya bisa kita lakukan dan kita capai, di antaranya:

·         Mempersiapkan diri sebelum masuknya malam pertama Ramadhan dengan taubat dan niat yang tulus untuk berubah menjadi seorang hamba yang lebih baik dan lebih dekat dari Rabb-nya.

·         Memaksimalkan potensi ibadah di malam pertama bulan  Ramadhan, karena Allah SWT memiliki “pandangan” khusus untuk hamba-hamba-Nya di malam pertama ini.

ketika datang awal malam di bulan Ramadhan, maka Allah swt “memandang” (dengan pandangan khusus) kepada umat rasulullah saw , dan barang siapa yang mendapatkan pandangan itu maka Allah swt tak akan menyiksanya untuk selama-lamanya [ HR. Thabrani ]

·         Mulai istiqomah menjalankan shalat-shalat sunnah : Dhuha, qabliyah - ba’diyah, shalat Tasbih dan Tahajjud.

·         Membersihkan hati dari penyakit-penyakit, seperti : dengki, benci, berburuk sangka dan meremehkan orang lain.

·         Menjauhi perbuatan dan obrolan yang tidak penting, yang bisa menghilangkan pahala amal ibadah, seperti : ghibah, berbohong, mengadu domba dan pandang-pandangan yang diharamkan.

·         Meluangkan waktu di malam hari, lebih-lebih waktu Tahajjud yaitu untuk mendekatkan diri kepada Allah ta’ala. Disitu mulailah belajar menangis dalam sujud, munajat dan doa. Mengakui di hadapan-Nya bahwa kita tak punya apa-apa dan bukan siapa-siapa.

·         Membaca Al-Qur’an  dengan target khatam, dan mulai belajar untuk memahami serta mentadaburi makna-makna Al-Qur’an, dengan bantuan kitab tafsir atau terjemah Al-Qur’an.

·         Berusaha untuk bersedekah setiap harinya di bulan Ramadhan, atau memberi buka untuk orang-orang yang berpuasa. Ia yang memberi buka puasa untuk orang  lain di bulan Ramadhan, maka Allah swt akan mengampuni dosanya, membebaskannya dari api neraka dan malaikat jibril akan menjabat tangannya di malam Lailatul Qadar.

·         Menyepatkan diri  untuk menghadiri majlis-majlis ilmu atau mendengarkannya melalui media apapun, dan mengkhususkan waktu untuk membaca kitab-kitab atau buku yang berfaedah.  

Dengan mengamalkan hal-hal di atas, kita berharap bisa mendapatkan kemulian dan kemenangan di bulan Ramadhan ini, serta menjadikan kita insan yang benar-benar beriman dan bertaqwa kepada Allah Swt. Karena dengan keimanan dan ketaqwaan inilah kita menjadi insan yang selalu berjalan di jalan yang benar.

 Author : 

Muhammad Aditya Pamungkas (Mahasiswa semester 4 STIQ Ar Rahman Prodi Ilmu Al Quran dan Tafsir) dan Aulia Zahra (Mahasiswi Semester 2 STIQ ArRahman Prodi Ilmu Hadits)