PERBUATAN JAHAT BUKAN JIHAD
Sering sekali kita mendengar aksi
terorisme yang dilakukan oknum-oknum yang mengatasnamakan Islam. Mereka
mengatakan bahwa membunuh jiwa-jiwa orang kafir yang bahkan tidak bersalah
adalah jihad di jalan Allah. Mereka pula tak segan untuk melakukan aksi bom
bunuh diri dengan harapan akan mati syahid dan mendapat pahala yang besar
sehingga mereka bisa masuk surga. Pemahaman seperti ini adalah pemahaman yang
salah yang harus diluruskan. Allah SWT menyebutkan dalam firman-Nya QS.
Al-Maidah ayat 32 bahwa membunuh satu orang (yang tidak bersalah) sama dengan
membunuh seluruh manusia.
…مَنْ قَتَلَ نَفْسًاۢ بِغَيْرِ
نَفْسٍ اَوْ فَسَادٍ فِى الْاَرْضِ فَكَاَنَّمَا قَتَلَ النَّاسَ جَمِيْعًاۗ
…
barangsiapa
membunuh seseorang, bukan karena orang itu membunuh orang lain, atau bukan
karena berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua
manusia.
Islam tidak pernah menghalalkan membunuh jiwa manusia tanpa alasan,
bahkan ketika berperang pun Islam mengatur sedemikian rincinya, ada prinsip,
syarat dan etika perang dalam Islam. Sejak Nabi Muhammad ﷺ diangkat menjadi Rasul pada usia 40 tahun dan wafat diusia 63
tahun, hanya sedikit dari usia beliau yang digunakan untuk berperang selain itu
beliau menebarkan islam dengan penuh cinta. Ketika itupun perang harus melalui
izin dari Allah SWT. Selama periode Makkah Nabi Muhammad tidak pernah melakukan
peperangan meskipun beliau dihina oleh kaum kafir Quraisy dikarenakan belum
mendapat izin dari Allah. Izin perang itu ada ketika periode Madinah dengan
diturunkannya QS. Al-Baqarah ayat 190.
وَقَاتِلُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ الَّذِيْنَ
يُقَاتِلُوْنَكُمْ وَلَا تَعْتَدُوْا ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِيْنَ
Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, tetapi
jangan melampaui batas. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang
melampaui batas.
Ayat ini menunjukkan bahwa perang bersifat pertahanan bukan penyerangan.
Kita hanya boleh memerangi orang-orang yang telah memerangi kita dan tidak
boleh melampaui batas. Menurut Hasan Al-Basri melampaui batas di sini adalah
dengan mencincang musuh, curang, membunuh wanita, membunuh anak-anak, membunuh
orang yang lanjut usia yang tidak mampu berperang, membakar rumah ibadah dan
membunuh para pendeta.
Di dalam Al-Qur’an terdapat kata jihad sebanyak 41 kali dengan
berbagai bentuk. Jihad ini sering disalahpahami dengan dipersempit artinya,
yaitu sebatas perjuangan fisik atau peperangan saja. Padahal jihad juga bisa
dilakukan dengan batin yaitu dengan menahan hawa nafsu. Jihad melawan hawa
nafsu adalah jihad yang paling utama dibanding jihad dengan peperangan
sebagaimana yang disabdakan Rasulullah ﷺ.
أَفْضَلُ الْجِهاَدِ أَنْ
يُجَاهدالرَّجُلُ نَفْسَهَ وَ هَوَاهُ
Jihad
yang paling utama adalah seseorang berjihad (berjuang) melawan dirinya dan hawa
nafsunya (Hadis sahih diriwayatkan oleh Ibnu
Najjar dari Abu Dzarr)
Islam tidak pernah mengajarkan kebencian.
Tidak ada yang boleh dihakimi, dianiaya dan dibunuh. Entah itu karena ras,
warna kulit ataupun agama. Allah SWT tidak akan suka nama-Nya Ar-Rahman
Ar-Rahim digunakan untuk meneror orang.
Syaikh
Muhammad Mutawalli Asy-Sya’rawi pernah berbincang dengan seorang teroris dan
bertanya, “Kemanakah perginya orang yang kau bunuh dengan bom itu setelah
kematiannya?”
“Mereka
tentu masuk neraka!” jawab teroris itu bangga.
Syeikh
Sya’rawi kemudian berkata, “Loh aneh sekali! Masa kerjaanmu sama seperti setan,
yaitu suka memasukkan orang ke dalam neraka.”
Orang-orang yang melakukan teror dan membunuh orang lain itu adalah penyelewangan terhadap Islam. Islam adalah agama yang membawa kedamaian, dibawa oleh manusia yang penuh cinta yaitu Rasulullah ﷺ. Sudah seharusnya kita sebagai umat Islam meneladani nilai-nilai yang telah diajarkan Nabi Muhammad ﷺ. Sungguh sangat disayangkan jika ada orang yang mengaku dirinya paling islami namun tidak memahami ajaran luhur Nabi Muhammad ﷺ.
Author : Aldita Rizkia Khalifatul Huda (Mahasiswi STIQ Ar-Rahman Prodi Ilmu Al Quran dan Tafsir)