Pages

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Friday, 30 April 2021

KEUTAMAAN BULAN RAMADHAN

 

KEUTAMAAN BULAN RAMADHAN


            Bulan Ramadhan merupakan bulan suci yang sangat diidam-idamkan dan dinantikan oleh segenap makhluk, terutama umat Islam. Ramadhan ini ibarat ladang yang subur untuk menyemai pahala dan membakar dosa, dengan cara lebih meningkatkan ketaqwaan dan amal ibadah. Kalau kita kilas balik sejarah dari bulan Ramadhan, maka kita akan menemukan berbagai keutamaan dan keistimewaan yang terkandung di dalamnya. Adapun keutamaan bulan Ramadhan akan dipaparkan sebagaimana berikut :

1.      Bulan dimana diturunkannya Al-Qur’an

Allah SWT berfirman dalam qur’an :

شَهۡرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِيٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلۡقُرۡءَانُ هُدٗى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَٰتٖ مِّنَ ٱلۡهُدَىٰ وَٱلۡفُرۡقَانِۚ فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ ٱلشَّهۡرَ فَلۡيَصُمۡهُۖ وَمَن كَانَ مَرِيضًا أَوۡ عَلَىٰ سَفَرٖ فَعِدَّةٞ مِّنۡ أَيَّامٍ أُخَرَۗ يُرِيدُ ٱللَّهُ بِكُمُ ٱلۡيُسۡرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ ٱلۡعُسۡرَ وَلِتُكۡمِلُواْ ٱلۡعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُواْ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمۡ وَلَعَلَّكُمۡ تَشۡكُرُونَ 

(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (Q.S Al-Baqarah : 185)

 

Dalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa pada ayat ini Allah SWT sangat memuliakan bulan Ramadhan, karena di dalamnya diturunkan langsung kitab suci Al-Qur’an. Segala hal yang berkaitan langsung dengan Al-Qur’an maka akan dimuliakan oleh Allah SWT. Seorang hafidz atau hafidzah yang  mencintai dan menghafal  Al-Qur’an, maka Allah akan muliakan dan mengangkat derajat mereka. Begitu juga dengan bulan Ramadhan, Allah muliakan dan berikan keistimewaan dari bulan-bulan lainnya. Dalam  hadis Riwayat Ahmad juga disebutkan bahwa "Shuhuf (lembaran-lembaran) Ibrahim diturunkan pada malam pertama bulan Ramadhan, Taurat diturunkan pada tanggal 6 Ramadhan, Injil diturunkan pada tanggal 13 Ramadhan, dan Al-Qur'an diturunkan pada tanggal 24 Ramadhan." (HR. Ahmad).

Shuhuf Ibrahim, kitab Taurat, Zabur, dan Injil diturunkan kepada nabi penerimanya dalam satu kitab sekaligus. Sedangkan Al-Qur'an diturunkan sekaligus dari (Lauh Mahfuzh) ke Baitul Izzah di langit dunia. Hal itu terjadi pada bulan Ramadhan pada malam lailatul qadar, sebagaimana firman Allah SWT:

إِنَّآ أَنزَلۡنَٰهُ فِي لَيۡلَةِ ٱلۡقَدۡرِ 

Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan.(Q.S Al-Qadr: 1)

Maka dari itu, kita sebagai hamba Allah, mari di bulan yang sangat istimewa ini kita memperbanyak membaca Al-Qur’an, mentadabburinya, dan segera mengamalkan isi Al-Qur’an sebagai wujud kecintaan kita kepada Allah dan Rasul-Nya.

2.      Terdapat lailatul qadr, yaitu malam yang penuh kemuliaan

Allah SWT Berfirman :

إِنَّآ أَنزَلۡنَٰهُ فِي لَيۡلَةِ ٱلۡقَدۡرِ وَمَآ أَدۡرَىٰكَ مَا لَيۡلَةُ ٱلۡقَدۡرِ لَيۡلَةُ ٱلۡقَدۡرِ لَيۡلَةُ ٱلۡقَدۡرِ خَيۡرٞ مِّنۡ أَلۡفِ شَهۡرٖ       

"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?. Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan." (Q.S. Al-Qadr:1-3)

Dalam ayat tersebut Allah menjelaskan bahwasannya Al-Qur’an diturunkan pada lailatul qadr, yaitu malam yang penuh kemuliaan. Bahkan Allah menegaskan bahwa malam itu adalah malam yang lebih baik dari seribu bulan yang lain. Artinya, jika kita beribadah pada  malam itu maka nilai ganjaran yang kita dapatkan akan berlipat ganda. Allah juga menurunkan para malaikat ke bumi untuk mencatat dan mendoakan para hamba Allah yang sedang bersungguh-sungguh dalam beribadah kepada-Nya. Bahkan karena sangat istimewanya malam ini, Allah memberikan waktu keberkahan lailatul qadr itu hingga terbit fajr bagi hamba-hamba-Nya yang terpilih, dan sungguh sungguh dalam mendapatkan lailatul qadr.

 

3.      Pada bulan ini setan-setan dibelenggu, pintu neraka ditutup rapat-rapat, dan pintu surga dibuka selebar-lebarnya

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا دَخَلَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ جَهَنَّمَ وَسُلْسِلَتْ الشَّيَاطِينُ

Jika datang bulan Ramadhan, maka dibukalah pintu-pintu surga (dalam riwayat Muslim : ‘Dibukalah pintu-pintu rahmat”) dan ditutup pintu-pintu neraka dan dibelenggu syetan” [HR. Bukhari dan Muslim]

Pada bulan ini Allah SWT menutup pintu neraka, karena Allah jadikan keburukan, kejelekan dan kemaksiatan hamba-hamba-Nya menjadi sedikit. Selain itu Allah juga telah membelenggu dan mengikat setan ( jin-jin jahat) dengan salasil yaitu rantai. Sehingga mereka tidak dapat lagi bebas menggoda dan merusak manusia sebagaimana di bulan yang lain. Bahkan pada bulan ini Allah bukakan pintu surga untuk hamba -Nya, dengan menyibukkan kaum muslimin dalam hal ibadah, seperti: sholat, puasa, menuntut ilmu, membaca dan mentadabburi Al-Qur’an, serta amal-amal sholeh lainnya.

Pada intinya, di bulan Ramadhan ini kaum muslimin akan lebih sibuk melakukan kebaikan-kebaikan sehingga mereka dapat memasuki surga yang pintunya terbuka lebar. Sebaliknya, mereka juga akan mudah menjauhi maksiat karena tertutupnya pintu neraka dan terbelenggunya setan-setan.

4.      Salah satu bulan yang mustajab, dimana do’a kaum muslimin dikabulkan Allah SWT

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, :

انَّ لِلّهِ فِى كُلِّ يَوْمٍ عِتْقَاءَ مِنَ النَّارِ فِى شَهْرِ رَمَضَانَ ,وَإِنَّ لِكُلِّ مُسْلِمٍ دَعْوَةً يَدْعُوْ بِهَا فَيَسْتَجِيْبُ لَهُ

Sesungguhnya Allah membebaskan beberapa orang dari api neraka pada setiap hari di bulan Ramadhan, dan setiap muslim apabila dia memanjatkan do’a maka pasti dikabulkan.”[HR. Al-bazaar]

Dalam hadis lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam  juga bersabda, :

ثَلاَثَةٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَتُهُمُ الصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ وَالإِمَامُ الْعَادِلُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ

Tiga orang yang do’anya tidak tertolak: orang yang berpuasa sampai ia berbuka, pemimpin yang adil, dan do’a orang yang dizholimi

Berdasarkan hadis-hadis di atas, jelaslah bahwa do’a kaum muslimin pada bulan Ramadhan akan dikabulkan oleh Allah SWT. Oleh karena itu, marilah ini kita manfaatkan bulan ini untuk banyak meminta kepada Allah, serta berdoa kepada Allah agar diberikan keistiqomahan dalam Islam dan dalam beribadah kepada-Nya. Karena seseorang itu tergantung pada amal akhirnya. Jika di masa akhir hidupnya baik maka akan baik pula kematiannya dan dimasukkan kedalam surga-Nya. Namun jika diakhir hidupnya buruk, maka akan buruk pula kematiannya, dan akan masuk ke dalam neraka. wallahu a'lam bishawab.

 

Karena banyaknya keutamaan dan keistimewaan di bulan suci Ramadhan ini, maka ada hal-hal yang seharusnya bisa kita lakukan dan kita capai, di antaranya:

·         Mempersiapkan diri sebelum masuknya malam pertama Ramadhan dengan taubat dan niat yang tulus untuk berubah menjadi seorang hamba yang lebih baik dan lebih dekat dari Rabb-nya.

·         Memaksimalkan potensi ibadah di malam pertama bulan  Ramadhan, karena Allah SWT memiliki “pandangan” khusus untuk hamba-hamba-Nya di malam pertama ini.

ketika datang awal malam di bulan Ramadhan, maka Allah swt “memandang” (dengan pandangan khusus) kepada umat rasulullah saw , dan barang siapa yang mendapatkan pandangan itu maka Allah swt tak akan menyiksanya untuk selama-lamanya [ HR. Thabrani ]

·         Mulai istiqomah menjalankan shalat-shalat sunnah : Dhuha, qabliyah - ba’diyah, shalat Tasbih dan Tahajjud.

·         Membersihkan hati dari penyakit-penyakit, seperti : dengki, benci, berburuk sangka dan meremehkan orang lain.

·         Menjauhi perbuatan dan obrolan yang tidak penting, yang bisa menghilangkan pahala amal ibadah, seperti : ghibah, berbohong, mengadu domba dan pandang-pandangan yang diharamkan.

·         Meluangkan waktu di malam hari, lebih-lebih waktu Tahajjud yaitu untuk mendekatkan diri kepada Allah ta’ala. Disitu mulailah belajar menangis dalam sujud, munajat dan doa. Mengakui di hadapan-Nya bahwa kita tak punya apa-apa dan bukan siapa-siapa.

·         Membaca Al-Qur’an  dengan target khatam, dan mulai belajar untuk memahami serta mentadaburi makna-makna Al-Qur’an, dengan bantuan kitab tafsir atau terjemah Al-Qur’an.

·         Berusaha untuk bersedekah setiap harinya di bulan Ramadhan, atau memberi buka untuk orang-orang yang berpuasa. Ia yang memberi buka puasa untuk orang  lain di bulan Ramadhan, maka Allah swt akan mengampuni dosanya, membebaskannya dari api neraka dan malaikat jibril akan menjabat tangannya di malam Lailatul Qadar.

·         Menyepatkan diri  untuk menghadiri majlis-majlis ilmu atau mendengarkannya melalui media apapun, dan mengkhususkan waktu untuk membaca kitab-kitab atau buku yang berfaedah.  

Dengan mengamalkan hal-hal di atas, kita berharap bisa mendapatkan kemulian dan kemenangan di bulan Ramadhan ini, serta menjadikan kita insan yang benar-benar beriman dan bertaqwa kepada Allah Swt. Karena dengan keimanan dan ketaqwaan inilah kita menjadi insan yang selalu berjalan di jalan yang benar.

 Author : 

Muhammad Aditya Pamungkas (Mahasiswa semester 4 STIQ Ar Rahman Prodi Ilmu Al Quran dan Tafsir) dan Aulia Zahra (Mahasiswi Semester 2 STIQ ArRahman Prodi Ilmu Hadits)

Tuesday, 27 April 2021

ISLAM, TERORIS ATAU KORBAN TERORISME?

 

ISLAM, TERORIS ATAU KORBAN TERORISME?

 



Tak ayal lagi Islam saat ini menjadi bulan-bulanan para penyandang suatu kepentingan tertentu. Hal itu terbukti dengan sering kali pemeluk agama Islam dipojokkan dengan berbagai tuduhan keji yang salah alamat. Tudingan tersebut acap kali dilontarkan karena agama Islam sendiri tidak menolelir suatu kepentingan yang memihak kepada salah satu pihak yang diuntungkan. Namun dalam Islam sendiri terdapat prinsip yang harus terus digaungkan, yakni keadilan sosial tanpa pandang bulu.

Islam merupakan agama rahmatan lil alamin, mengedepankan perdamaian daripada pertikaian dan perdebatan, mengutamakan perihal maslahat dari mudharat, mengajarkan kasih sayang dan kepedulian, yang semua itu menjadikan Islam agama yang penuh kedamaian dan bukan kekerasan. Sangat tidak layak dituduhkan, ketika ada segelintir orang muslim yang mengerjakan suatu kejahatan, stigma atau label buruk langsung diberikan bahwa Islam lah yang mengajarkan demikian. Harusnya mereka mendalami terlebih dahulu bagaimana ajaran Islam yang sesungguhnya

Baru-baru ini kita  diperdengarkan kembali isu terorisme yang marak digoreng oleh beberapa media. Mengapa isu terorisme ini heboh dalam waktu tertentu saja. Mengapa isu terorisme ini selalu menjadi bahan yang hangat untuk diperbicangkan. Apakah isu terorisme ini ada musimnya, dengan sarat kepentingan tertentu untuk pengalihan isu semata, sehingga kita bisa mendeteksi kapan munculnya hal tersebut. Banyak sekali media yang menyampaikan sebuah narasi yang seringkali menunjukkan legitimasi kelompok Islam sebagai teroris. Padahal hakikatnya Islam tidak pernah mengajarkan seperti itu.

Merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kita menemukan makna terorisme adalah ‘penggunaan kekerasan untuk menimbulkan ketakutan dalam usaha mencapai tujuan’. Bila kita merujuk pada makna yang terdapat pada KBBI, maka definisi seperti ini tidak dapat kita kaitkan dengan kelompok manapun, bahkan pemegang kekuasaan pun dapat dikatakan terorisme ketika membuat sebuah kekacauan untuk kepentingan politik dan kekuasaannya.

Polemik keberadaan istilah teror dalam politik Islam telah ada sejak zaman kekhalifaan Usman bin Affan yang mana saat itulah berbagai fitnah dilayangkan oleh sekelompok orang untuk memperkeruh suasana Islam. Sebagaimana dalam salah satu riwayat disebutkan bahwa tidaklah terbuka pintu fitnah kecuali sepeningal Umar bin Khattab. Umar bin Khattab adalah pintu penutup dari terbukanya fitnah. Fitnah dalam politik Islam muncul hanya ketika meninggalnya Khalifah Umar Bin Khattab. Secara historis ini lah permulaan  keberadaan teror dan fitnah dalam politik Islam, namun tidak berarti Islamlah yang mengajarkan untuk membuat sebuah teror dan fitnah, Hal ini dapat dibuktikan bahwa Islam sendiri tidak memiliki ajaran tersebut.

Ketika kita menilik sejarah kita akan menemukan tokoh-tokoh yang sangat keras dalam melakukan fitnah, teror bahkan membunuh ratusan juta orang untuk memuluskan hasratnya, diantaranya Hitler, Joseph Stalin, Mao Zedong, Benito Musollini, dan lain sebagainya. Mengapa diantara mereka tidak terdapat stigma teroris yang disematkan. Bukankah perbuatan mereka terlalu keji bila dirasionalkan. Kita tidak menemukan satupun kata teroris yang disebutkan dalam agama lain. Lain halnya ketika Islam yang tertuduh, maka dunia heboh mengecap Islam sebagai teroris, layaknya semut yang menemukan gula kemudian memanggil koloninya.

Dari berbagai pemeran terorisme di atas maka kita dapat melihat bahwa terorisme tidaklah menyandang suatu agama tertentu, namun terorisme muncul dari oknum tertentu yang memiliki kepentingan dan dengan cara meneror agar tujuan mereka dapat tercapai. Begitupun dengan Islam, Islam bukanlah teroris dan teroris bukanlah Islam. Pengerucutan isu terorisme yang selalu ditujukan kepada Islam berawal dari insiden WTC pada 2001 yang mana ini merupakan momen strategis untuk menjadikan Islam sebagai kambing hitam oleh para oknum-oknum tertentu yang benci terhadap perkembangan Islam.

Betapa banyak media heboh karena kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang beragama Islam dan sangat bungkam ketika hal tersebut dilakukan oleh non muslim sendiri. Terkadang kita sebagai seorang muslim harus berlaku kritis terhadap opini media yang disampaikan, baik media cetak maupun elektronik. Karena tidak ada media lain yang dapat meng-counter opini tersebut, maka  semua ini berakibat pada tersudutnya Islam dengan berbagai istilah terorisme yang sangat merugikan Islam.

Mereka yang suka menuduh Islam dengan teroris, justru mereka adalah teroris sebenarnya, karena teror dan fitnah tersebut tidak dapat dibuktikan secara riil pada Islam. Sebab Islam sendiri tidak pernah mengajarkan terorisme bahkan dalam perang yang pastinya dengan kekerasan, Islam memiliki etika di dalamnya. Banyak di antara oknum yang mengatakan bahwa salah satu tuduhan bahwa Islam mengajarkan terorisme berkaitan dengan masalah jihad. Ini merupakan fitnah yang luar biasa hebatnya. Jihad berasal dari bahasa Arab yaitu jahada yang artinya adalah bersungguh-sungguh. Yaitu sungguh-sungguh dalam melawan kejahatan. Perbedaan signifikan yang kita temukan adalah bahwa jihad adalah melawan kejahatan bukan melakukan kejahatan. Dan perlu diketahui bahwa justru oknum yang sering menuduh dengan  teroris malah sering kali melakukan tindakan teror.

Author : Akhiqaners

Tuesday, 20 April 2021

PERBUATAN JAHAT BUKAN JIHAD

 

PERBUATAN JAHAT BUKAN JIHAD

 



       Sering sekali kita mendengar aksi terorisme yang dilakukan oknum-oknum yang mengatasnamakan Islam. Mereka mengatakan bahwa membunuh jiwa-jiwa orang kafir yang bahkan tidak bersalah adalah jihad di jalan Allah. Mereka pula tak segan untuk melakukan aksi bom bunuh diri dengan harapan akan mati syahid dan mendapat pahala yang besar sehingga mereka bisa masuk surga. Pemahaman seperti ini adalah pemahaman yang salah yang harus diluruskan. Allah SWT menyebutkan dalam firman-Nya QS. Al-Maidah ayat 32 bahwa membunuh satu orang (yang tidak bersalah) sama dengan membunuh seluruh manusia.

مَنْ قَتَلَ نَفْسًاۢ بِغَيْرِ نَفْسٍ اَوْ فَسَادٍ فِى الْاَرْضِ فَكَاَنَّمَا قَتَلَ النَّاسَ جَمِيْعًاۗ

barangsiapa membunuh seseorang, bukan karena orang itu membunuh orang lain, atau bukan karena berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia.

Islam tidak pernah menghalalkan membunuh jiwa manusia tanpa alasan, bahkan ketika berperang pun Islam mengatur sedemikian rincinya, ada prinsip, syarat dan etika perang dalam Islam. Sejak Nabi Muhammad diangkat menjadi Rasul pada usia 40 tahun dan wafat diusia 63 tahun, hanya sedikit dari usia beliau yang digunakan untuk berperang selain itu beliau menebarkan islam dengan penuh cinta. Ketika itupun perang harus melalui izin dari Allah SWT. Selama periode Makkah Nabi Muhammad tidak pernah melakukan peperangan meskipun beliau dihina oleh kaum kafir Quraisy dikarenakan belum mendapat izin dari Allah. Izin perang itu ada ketika periode Madinah dengan diturunkannya QS. Al-Baqarah ayat 190.

وَقَاتِلُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ الَّذِيْنَ يُقَاتِلُوْنَكُمْ وَلَا تَعْتَدُوْا ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِيْنَ

Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, tetapi jangan melampaui batas. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.

Ayat ini menunjukkan bahwa perang bersifat pertahanan bukan penyerangan. Kita hanya boleh memerangi orang-orang yang telah memerangi kita dan tidak boleh melampaui batas. Menurut Hasan Al-Basri melampaui batas di sini adalah dengan mencincang musuh, curang, membunuh wanita, membunuh anak-anak, membunuh orang yang lanjut usia yang tidak mampu berperang, membakar rumah ibadah dan membunuh para pendeta.

Di dalam Al-Qur’an terdapat kata jihad sebanyak 41 kali dengan berbagai bentuk. Jihad ini sering disalahpahami dengan dipersempit artinya, yaitu sebatas perjuangan fisik atau peperangan saja. Padahal jihad juga bisa dilakukan dengan batin yaitu dengan menahan hawa nafsu. Jihad melawan hawa nafsu adalah jihad yang paling utama dibanding jihad dengan peperangan sebagaimana yang disabdakan Rasulullah .

أَفْضَلُ الْجِهاَدِ أَنْ يُجَاهدالرَّجُلُ نَفْسَهَ وَ هَوَاهُ

Jihad yang paling utama adalah seseorang berjihad (berjuang) melawan dirinya dan hawa nafsunya (Hadis sahih diriwayatkan oleh Ibnu Najjar dari Abu Dzarr)

             Islam tidak pernah mengajarkan kebencian. Tidak ada yang boleh dihakimi, dianiaya dan dibunuh. Entah itu karena ras, warna kulit ataupun agama. Allah SWT tidak akan suka nama-Nya Ar-Rahman Ar-Rahim digunakan untuk meneror orang.

Syaikh Muhammad Mutawalli Asy-Sya’rawi pernah berbincang dengan seorang teroris dan bertanya, “Kemanakah perginya orang yang kau bunuh dengan bom itu setelah kematiannya?”

“Mereka tentu masuk neraka!” jawab teroris itu bangga.

Syeikh Sya’rawi kemudian berkata, “Loh aneh sekali! Masa kerjaanmu sama seperti setan, yaitu suka memasukkan orang ke dalam neraka.”

Orang-orang yang melakukan teror dan membunuh orang lain itu adalah penyelewangan terhadap Islam. Islam adalah agama yang membawa kedamaian, dibawa oleh manusia yang penuh cinta yaitu Rasulullah . Sudah seharusnya kita sebagai umat Islam meneladani nilai-nilai yang telah diajarkan Nabi Muhammad . Sungguh sangat disayangkan jika ada orang yang mengaku dirinya paling islami namun tidak memahami ajaran luhur Nabi Muhammad .

Author : Aldita Rizkia Khalifatul Huda (Mahasiswi STIQ Ar-Rahman Prodi Ilmu Al Quran dan Tafsir)