Pages

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Friday, 28 January 2022

Tuhan Bukan Orang Arab, Tidak Perlu Berdo'a Pakai Bahasa Arab ?

    Sebenarnya pernyataan yang mengatakan “Tuhan bukan orang Arab” terdengar sangat ambigu. Benar tapi salah. Benar, karena Tuhan memang bukan orang. Salah karena mengidentikkan tuhan ke bangsa Arab. Penggunaan kata “orang” itu sendiri menunjukkan eksistensi makhluk. Sedangkan mahluk adalah apa yang diciptakan oleh Tuhan. Maka, mustahil sama antara Pencipta dan yang diciptakan-Nya.

    Seolah-olah mereka memang ingin mengatakan bahwa “Tuhan itu orang, lho.” Sama seperti kita, hanya saja mereka ingin mencari pembenaran kepada kaum muslim lainnya dengan mengubah konteks kalimatnya menjadi “Tuhan bukan orang Arab”. Harusnya kalimat yang tepat adalah “Tuhan bukanlah Makhluk”.

    Kalimat selanjutnya diikuti dengan pernyataan “berdo'a tidak menjadi permasalahan jika tidak menggunakan bahasa Arab”. Memang, berdo'a bebas menggunakan bahasa apa saja sesuai apa yang mereka pahami sebab Islam tak hanya tersebar di bumi Arab saja, melainkan di berbagai negara yang tentunya di setiap negara memiliki bahasanya masing-masing. Hanya saja Allah Swt menurunkan wahyu kepada manusia utusan-Nya yakni Nabi Muhammad SAW, yang mana beliau adalah orang Arab. Sehingga Al-Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab sebagai petunjuk untuk seluruh umat.

    Hal senada dikatakan Ustadz Felix Siauw : "Hanya Rasulullah Muhammad itu orang Arab. Hanya Tuhan menurunkan Al-Qur’an dalam bahasa Arab yang nyata. Sehingga menjadi Muslim itu wajib belajar bahasa Arab. Bukan untuk jadi orang Arab, tapi untuk memahami agama”. Sebagaimana firman Allah SWT, “Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam.

    Perlu kita ketahui, Islam adalah agama wahyu yang berisikan syariat-syariat Islam, sebagai petunjuk umat manusia hidup di dunia ini. Islam bukanlah agama logika. Ia dibangun atas nash- nash yang kemudian ada di dalam Al-Quran dan Sunnah, sehingga tolok ukur dari sebuah kebenaran di dalam Islam tidaklah bersandar pada akal semata tapi lebih pada penyandaran terhadap dalil-dalil naqli yang ada.

    Islam sendiri memiliki aturan, dan aturan itu termaktub di dalam Al-Qur'an. Islam memiliki role model-nya sendiri yakni Nabi Muhammad SAW. Beliau sebagai teladan yang patut ditiru dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya saja, dalam beribadah kita mengikuti bagaimana cara sholat, rukuk, sujud, termasuk bacaan dalam setiap gerakan shalat. Hal ini sesuai dengan hadis Rasulullah SAW:

… صَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِي أُصَلِّي… [رواه البخارى]

… “Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihatku shalat”… [HR Imam Al-Bukhari]

    Kembali lagi, statement “Tuhan bukan orang Arab, tidak perlu berdo’a pakai Bahasa Arab” tersebut harus diluruskan. Jika dasarnya saja tidak diluruskan, takutnya nanti akan muncul pernyataan baru  "Oh berarti boleh dong sholat pakai bahasa Inggris, Indonesia, dan lain-lain" Makin rancu dan bisa saja meragukan Tuhan dan agamanya sendiri.

    Jika semua orang beranggapan demikian, maka Islam sama saja tidak memiliki pendirian. Padahal Islam adalah agama yang menyelamatkan, menyempurnakan dan mendamaikan. Sangat disayangkan, seakan-akan mereka yang mengeluarkan pernyataan demikian merasa memiliki pemahamaan yang lebih sempurna dari Islam. Mereka tidak sadar, bahwa sebenarnya mereka sedang menghancurkan diri mereka sendiri dengan statement dan asumsi-asumsi yang mereka buat sendiri tanpa berlandaskan Al-Qur’an dan Hadis Rasulullah SAW.

 Author : El_Chansa